Laman

Minggu, 14 Agustus 2011

Kefir Menyehatkan dan Menyembuhkan


Suara Merdeka, 17 Juli 2009


SEBAGIAN dari Anda mungkin pernah mendengar minuman bernama kefir, tetapi tidak tahu secara detail. Kefir merupakan minuman berbahan susu (terutama susu kambing), yang mengalami serangkaian proses sehingga amat menyegarkan, menyehatkan, bahkan mampu menyembuhkan aneka penyakit.
Kefir mulanya telah dikonsumsi masyarakat pegunungan Kaukasus Utara, Rusia, dan telah dibuat masyarakat setempat selama lebih dari 1.400 tahun lalu. Konon, biji kefir diberikan oleh Nabi Muhamad kepada rakyat Caucasus, dan menjadi semacam ‘’pusaka’’ yang diwariskan turun-temurun.


Istilah kefir berasal dari bahasa Turki, ke’if, yang artinya enak. Sampai kini, kefir menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena terbukti membuat mereka sehat, awet muda, dan berumur panjang.


Pada awal abad pertengahan, kefir telah menyebar dan dikonsumsi di berbagai penjuru dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Jepang. Sejak 1908, kefir telah digunakan sebagai terapi pada beberapa sanatorium di Eropa untuk pengobatan paru-paru.
Menyehatkan Kefir memiliki beberapa manfaat penting bagi kesehatan. Misalnya, dapat mencegah segala macam alergi dan alergi gula susu (laktosa), mencegah pertumbuhan kanker, tumor, hepatitis, herpes, SARS, HIV/AIDS, dan flu. Bahan pangan ini juga mampu mencegah pertumbuhan organisme pengganggu tubuh, mengatasi gatal-gatal pada kulit dan infeksi jamur (candidiasis).


Sebagai ‘’obat’’, kefir berkhasiat menyembuhkan tuberkulosis (TB), sinusitis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), asma, radang usus, diare, sembelit, bronkitis, tulang retak, dan tulang patah.


Gangguan eksim, kelainan ginjal, asam urat, reumatik, osteoporosis, kolesterol, tekanan darah tinggi/rendah, diabetes, migraine dan sakit kepala, serta insomnia dan stress pun dapat diredakan dengan mengkonsumsi kefir secara rutin.


Bahkan, kefir juga mampu menambah vitalitas dan gairah seksual, mengatasi gangguan fungsi seksual, meningkatkan fungsi kerja lambung dan fungsi pencernaan, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, baik bagi bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.


Terapi pengobatan menggunakan kefir memang menunjukkan gejala umum pada awal mengkonsumsi. Beberapa orang mengeluh mulas, mual bagi penderita TB dan perokok berat, pusing sesaat bagi orang yang metabolismenya terganggu, serta sering kencing, atau timbul bintik-bintik merah pada kulit.


Anda tak perlu khawatir, karena ini justru menunjukkan bahwa proses pengobatan sedang bekerja. Gejala-gejala tersebut merupakan efek detoksifikasi, sebagaimana terjadi pada orang-orang yang melakukan terapi penyembuhan menggunakan habatussauda (jinten hitam).
Komposisi Gizi Kefir mengandung asam laktat 0,8-1,1 %, alkohol 0,5-2,5%, sedikit gas CO2, kelompok vitamin B, serta diasetil dan asetaldehid. Komposisi dan kadar nutrisi kefir adalah air 89,5 %, lemak 1,5 %, protein 3,5 %, abu 0,6 %, laktosa 4,5 %, dengan nilai pH 4,6.


Komponen dan komposisi ini bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia starter, suhu, lama fermentasi, serta bahan baku yang digunakan. Kefir yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai bulk starter untuk membuat kefir berikutnya dengan menambahkan 3-5 % biji kefir ke dalam susu pasteurisasi.


Aktivasi biji kefir kering sebelum digunakan sebagai starter perlu dilakukan dengan cara merendam biji kefir dalam susu steril selama beberapa jam, dengan konsentrasi 10-12 % dari berat / volume pada suhu ruang sampai mengembang, dilakukan tiga kali seminggu.
Proses Pembuatan Pertama, susu segar dengan total padatan 11-12 % dipasteurisasi (dipanaskan pada suhu 85-90 derajat Celcius selama 30 menit), lalu didinginkan sampai mencapai suhu kamar (28 derajat C).


Kedua, masukkan 3 % butir-butir (biji) kefir ke dalam susu pasteurisasi, kemudian diaduk merata. Biarkan (diinkubasi) selama 20-24 jam pada suhu kamar (suhu 25-37 derajat C) agar proses fermentasi berlangsung.


Ketiga, kalau susu sudah menggumpal, disaring dengan saringan plastik untuk mendapatkan butir-butir kefir kembali. Kefir yang sudah disaring siap untuk diminum dengan atau tanpa tambahan pemanis sesuai selera.


Apabila tidak langsung dikonsumsi, dapat dimatangkan dulu selama 1-3 hari pada suhu 5-10 derajat C. Penyimpanan dalam lemari pendingin akan memperpanjang masa simpan.


Butir-butir kefir yang diperoleh dapat dicuci dengan air matang-dingin untuk dipakai lagi pada waktu lain. Demikian seterusnya, tidak terlalu rumit bukan?
Sayangnya, sampai saat ini biji kefir masih sulit diperoleh di Indonesia karena jumlahnya terbatas dan belum dipasarkan secara komersial.


Tapi kelangkaan ini justru merupakan peluang bagi kita untuk membuat starter berbentuk lain, seperti dalam pembuatan yogurt dengan starter berbentuk cair. (Dudung AM-32)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar